Senin, 23 Juni 2014

Tledekan (Sulingan) Gunung

Tledekan secara teknis merupakan burung petarung yang sangat menarik untuk dilombakan. Tetapi, sudah beberapa tahun ini, pamornya terus merosot, tergeser oleh jenis burung lain bahkan “burung baru” seperti Pleci. Beberapa penyebabnya antara lain sulitnya menampilkan tledekan di lapangan, serta sulitnya menjaga performa tledekan yang sudah gacor dan nancep. Berikut ini tips menjaga / mempertahankan performa tledekan versi Om Cristian dari Faleno Gallery Bali.
Tips mencari bakalan tledekan
Tledekan jawara
Tledekan nancep.
Burung yang bagus merupakan kombinasi antara perawatan dan materi dasarnya. Untuk materi, Om Cristian memberikan beberapa tips mencari bakalan tledekan yang bagus, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  • Kepala besar, tetapi bodi kecil memanjang.
  • Paruh tebal.
  • Mata lebar.
“Bakalan tledekan dengan ciri-ciri seperti ini biasanya condong (cenderung) nyeklek, terutama kalau dibarengi dengan perawatan yang benar,” kata Om Cristian.
Makin muda umur burung bakalan yang diperoleh, makin besar pula peluangnya untuk “dicetak” jadi burung jawara. Misalnya, bahan diperoleh ketika masih piyikan atau masih diloloh.
Bagaimana jika tidak bisa mendapatkan piyikan tledekan? Anda boleh berpaling ke alternatif lainnya, misalnya membeli burung setengah jadi. Hanya saja, burung setengah jadi itu sudah jinak dan punya karakter nyeklek. Jangan pikirkan dulu soal volume suara dan irama, karena bisa dicetak kemudian.
Dengan perawatan yang baik dan benar, tledekan bahan ini kelak punya peluang lebih besar menjadi burung jawara, yang penampilannya selalu nancep dan rajin bunyi.
Setelan EF harus tepat
Burung tledekan
Performa tledekan sering tidak stabil.
Mengikuti kebiasaan di alam liar, perawatan harian tledekan tidak bisa dipisahkan dari extra fooding (EF) seperti kroto, jangkrik, ulat hongkong, dan cacing. Jika dibedah nutrisinya, semua jenis EF sangat kaya protein.
Protein, bagi sebagian besar burung lomba, bagaikan dua sisi mata uang. Kalau kekurangan, burung mengalami malnutrisi yang berakibat sulit bunyi. Jika terlalu berlebihan, burung bisa mengalami over birahi (OB). Dampaknya, burung justru tidak bisa nampil.
Itu sebabnya, diperlukan setelan EF secara tepat agar birahi dalam kondisi optimal: tidak kekurangan maupun terlalu berlebihan. Setelan EF secara tepat mungkin baru dapat diperoleh melalui beberapa kali eksperimen, dan itu tergantung dari karakter burung masing-masing.
Berikut ini perawatan dan setelan EF yang biasa dilakukan Om Cristian terhadap salah satu tledekan andalannya, Ojolali :
  • Pagi hari, kerodong dibuka, burung dikeluarkan, kemudian diberi kroto segar secukupnya dan 5 ekor jangkrik.
  • Siang hari, burung full kerodong.
  • Sore menjelang mahgrib, kerodong kembali dibuka.
  • Burung dimandikan dalam karamba, sambil diberi 5 ekor jangkrik lagi.
  • Usai mandi, burung dianginkan (istilah Om Cristian diembunkan) hingga pukul 22.00.
  • Setelah dianginkan, burung dimasukkan ke gantangan harian dan dikerodong sampai pagi.
  • Setiap Jumat, menu pakan ditambah 1 ekor cacing
  • Setiap Sabtu, burung diberi 5 ekor ulat hongkong yang masih berwarna putih (muda).
Kebiasaan Om Cristian memandikan burung pada sore hari, dan tak pernah dilakukan pada pagi hari, itu berdasarkan beberapa kali setingan yang pernah diterapkan pada Ojolali. Ternyata, inilah setelan yang paling tepat.
“Intinya, pemandian pada sore hari efektif untuk meredam birahi tledekan akibat mengkonsumsi EF cukup banyak, terutama jangkrik (5-5). Selain itu, ada menu cacing setiap Jumat dan UH putih setiap
Sabtu,” kata Om Cristian.
Dengan metode seperti itulah, dia mampu melahirkan beberapa gaco tledekan seperti Marcopolo, Ojolali, dan sebagainya. Tips ini sekaligus mampu menjaga performa burung sehingga tetap stabil di lapangan, dan selalu nancep.
Selama ini banyak keluhan dari para penggemar tledekan, burung yang semula nancep tiba-tiba bisa berubah menjadi liar kembali. Hal ini antara lain akibat kesalahan dalam perawatan, apalagi tledekan termasuk burung yang mudah stres.
Sebagai penutup, Om Cristian juga berpesan kepada TL mania, agar jangan sekali-sekali menyimpan beberapa tledekan di rumah dalam sangkar yang digantang saling berdekatan. Masing-masing harus disimpan dalam ruangan terpisah, atau saling berjauhan agar tledekan tidak melihat burung sejenis atau mendengar suaranya.
Sebab, jika sangkar digantang berdekatan, akan melemahkan sifat petarungnya. Tledekan biasanya akan sering melompat-lompat, sehingga menjadi kebiasaan di lapangan dan tidak bisa nancep, yang selama ini banyak dikeluhkan pemilik tledekan.

Reff : OM KICAU.COM

Setelah membaca artikel om kicau diatas aku praktikkan rutin ternyata jadinya TOP MARKOTOP, cuma tak ilangin tu mandi keramba,,, ni buktinya bisa dilihat VIDEONYA DISINI dan DISINI

Satu lagi,,, ni resep juga dari OM KICAU  tentang perawatan Tledekan atau Sulingan Gunung ini,
Untuk mengatasi permasalahan burung tledekan yang ngedrop , kita bisa memberikan perlakuan khusus atau terapi sebagaimana dilakukan para tledekan mania selama ini, yaitu :
1. Menjauhkan tledekan dari burung berkarakter sama (fighter / teritorial)
Selama masa terapi, burung tledekan yang ngedrop harus dipisahkan dan dijauhkan dari burung sejenis maupun burung lain yang sama-sama memiliki karakter fighter / teritorial, terutama kacer, murai batu, dan burung kicauan lain yang bersuara kencang atau lantang.

2. Rutin memberikan mandi malam
 
Mandi malam menjadi salah satu terapi bagi burung tledekan yang ngedrop, sehingga bisa rajin berbunyi kembali. Terapi ini juga bisa diterapkan pada tledekan bakalan.
Mandi malam bisa dilakukan selama satu minggu dahulu, atau hingga burung mulai rajin bersuara.  Selama terapi mandi malam, maka jadwal mandi yang biasa diberikan pada pagi dan sore hari bisa dihilangkan. Jadi, burung cukup mandi sekali sehari, yaitu pada malam hari.
Mandi malam bisa dilakukan antara pukul 19.00 – 20.00. Cara mandinya bisa menggunakan sprayer (semprotan dengan setelan halus) atau memakai karamba mandi.
Setelah mandi, burung segera diberikan 2-3 ekor jangkrik, kemudian dikerodong hingga pagi hari.

3. Rutin melakukan pengembunan

Selain mandi malam secara rutin, satu hal yang penting dalam mengembalikan kondisi burung tledekan ngedrop adalah melakukan pengembunan pada pagi hari.
Keluarkan burung pada pagi-pagi hari sekali, antara pukul 05.00 – 05.30, dan digantang pada teras atau halaman rumah.
Sewaktu pengembunan, burung diberikan 1-2 ekor jangkrik. Kroto cukup 1 sendok teh kroto, yang dapat diberikan 2-3 hari sekali.

4. Berikan pakan dan vitamin secara teratur

Hal lain yang mendukung perawatan burung tledekan ngedrop adalah pemberian pakan secara teratur, terutama EF. Pakan yang bisa diberikan setiap hari adalah jangkrik dengan porsi yang disesuaikan, ulat hongkong cukup 1-2 ekor sehari, serta kroto setiap 2-3 hari sekali.
Selain itu, jaga kondisi burung agar selalu fit dengan memberikan multiitamin secara berkala (2-3 kali dalam seminggu), karena efektif dalam mengoptimalkan fisilogis dan metabolisme burung, sehingga burung menjadi sehat, lebih tenang, dan rajin berbunyi.
Itulah beberapa tips mengatasi burung tledekan yang ngedrop, sehingga cepat pulih dan kembali rajin bunyi.
Cara-cara di atas juga dapat diterapkan pada burung tledekan bakalan, untuk merangsang burung supaya lebih rajin dan lantang daripada sebelumnya yang hanya ngeriwik saja.

VIDEO TL 1
VIDEO TL 2

Semoga bermanfaat......
thanks to OM KICAU

3 komentar: